Hello, guys! Ketika elo mendengar kata limbah, apa sih yang terlintas di benak elo pertama kali? Well, pastinya elo semua akan berpikir tentang aromanyanya yang tidak sedap, kan? Nah, sebenarnya ada lho, teknik pengolahan limbah yang dapat dilakukan agar sisa limbah tersebut dapat dimanfaatkan. Pasalnya kalau didiamkan saja, selain menimbulkan bau, limbah juga dapat menjadi sarang penyakit, lho! Jadi, langkah pertama dalam proses pengolahan limbah adalah memisahkan mana yang bahan limbah organik ataupun anorganik. Dengan membedakan berdasarkan jenisnya, elo bisa memilih pengolahan limbah yang paling tepat. Misalnya, sampah organik bisa digunakan sebagai bahan bakar alternatif. Yap, kita dapat membuat biogas yang berguna sebagai pengganti gas LPG. Nah, elo tahu nggak sih apa yang dimaksud dengan bahan limbah organik dan bahan anorganik? Kita bisa bedakan keduanya dari unsur yang terkandung dalam masing-masing jenis limbah. Limbah organik mengandung unsur karbon dan bisa dengan mudah terurai atau mudah membusuk. Contoh limbah ini bisa kita temui sehari-hari, mulai dari kulit buah dan sayur, hingga kotoran manusia dan hewan. Oleh karena itu, limbah organik juga dapat disebut dengan limbah alam. Sedangkan limbah anorganik tidak mengandung unsur karbon dan sangat sulit terurai atau bahkan tidak bisa terurai/membusuk sama sekali. Contoh limbah anorganik, seperti plastik dan baja. Nah, kalau elo ingin tahu perbedaan limbah organik dan anorganik, manfaat, dan teknik pengolahannya, yuk, baca sampai habis! Limbah OrganikLimbah Organik BasahLimbah Organik KeringPengolahan Limbah Organik 1. Membuat Kompos2. Membuat Biogas3. Limbah Organik sebagai Pakan Ternak4. Limbah Organik sebagai Kerajinan Tangan5. Memanfaatkan Makhluk HidupPengolahan Limbah Anorganik 1. Sanitary Landfill2. Insinerasi3. Prinsip 3R4. BioremediasiBioindikator Restorasi LingkunganContoh Soal Pengolahan Limbah Limbah organik dibagi menjadi dua jenis yaitu limbah organik basah dan limbah organik kering. Tapi, sebelum baca lebih lanjut, elo harus tahu dulu ciri-ciri limbah organik biar bisa ngebedain sama limbah anorganik. Okay, langsung aja simak karakteristiknya, ya! Karakter limbah organik adalah memiliki kadar kandungan air tinggi. Makanya, kulit buah dan sayur disebut limbah organik karena mengandung banyak air. Nah, ketika proses pembusukan pada limbah organik berlangsung, kadar air di dalamnya akan menguap, menyusut, dan dari sisa bahan alam olahan manusia yang tidak membutuhkan proses kompleks, namun memiliki banyak kandungan zat membusuk tanpa melalui proses yang kompleks. Tidak mencemari tanah karena kuman pengurai di dasar tanah mampu menghancurkan limbah. Limbah Organik Basah Pada umumnya limbah ini terbilang lunak yang menyebabkan bakteri jadi lebih mudah dalam mengolahnya, hal itu dikarenakan limbah organik basah mempunyai kandungan air dengan kadar cukup tinggi. Contoh limbah organik basah ada apa saja, sih? Contohnya sudah disebutkan tadi, ya, sisa bahan makanan dan kotoran makhluk hidup termasuk limbah organik basah. Kalau diolah dengan baik, kulit buah dan sayur sisa bisa punya manfaat , lho. Misalnya, sebagai pupuk kompos ataupun kerajinan. Namun jika diolah menjadi kerajinan harus melewati proses pengeringan terlebih dahulu, nih. Bisa dengan cara menjemurnya di bawah sinar matahari langsung hingga kadar air dalam limbah tersebut habis. Limbah Organik Kering Limbah organik memiliki kadar air cenderung sedikit, sehingga butuh waktu lebih lama untuk hancur dan bisa diolah kembali. Contoh limbah organik kering yang sulit terurai adalah kayu, ranting pohon, daun kering, kulit telur, dan tempurung kelapa. Cara efektif untuk membantu mengolah limbah kering adalah dengan menghancurkannya menjadi lebih kecil. Karena akan membutuhkan waktu yang sangat lama apabila hanya ditimbun atau dikubur di dasar tanah. Pengolahan Limbah Organik Pengolahan limbah organik dapat dilakukan dengan cara mengolah limbah tersebut menjadi kompos, biogas, serta memanfaatkan makhluk hidup pemakan sampah organik. 1. Membuat Kompos Kompos Dok. Freepik Salah satu cara mudah mengolah limbah organik adalah dengan membuat kompos. Selain karena mudah dibuat, kompos juga diketahui mampu menutrisi tanah, lho! Sebut saja karbon dan nitrogen yang baik untuk tanah sehingga dapat membantu pertumbuhan tanaman. Terdapat dua jenis sampah organik yang dapat dijadikan sebagai kompos yaitu sampah coklat dan sampah hijau. Sampah coklat merupakan sampah organik yang bersifat kering, contohnya daun kering, ranting, dan lembah kertas. Sementara itu, sampah hijau merupakan sampah basah yang mengandung banyak nitrogen. Contoh sampah hijau yaitu sisa makanan, sisa sayur, dan kotoran ternak. 2. Membuat Biogas Seperti yang eloketahui, biogas merupakan salah satu bahan bakar alternatif yang dapat digunakan sebagai pengganti gas LPG. Bahkan, biogas dinilai lebih aman dan hemat dibandingkan gas LPG. Kandungan biogas antara lain CH4, CO2, N2, H2, H2s, dan O2. Beberapa bahan limbah organik seperti kotoran makhluk hidup, tahu, dan tempe dapat dimanfaatkan dan diolah menjadi bahan biogas, bahkan sumber listrik. Cara yang bisa dilakukan juga terbilang mudah, cukup menyiapkan wadah tertutup yang sudah diberi air sebagai penampung gas, selanjutnya diaduk hingga proses pengolahan tercampur. 3. Limbah Organik sebagai Pakan Ternak Limbah organik juga bisa diberikan kepada hewan ternak sebagai pakan ternak. Selain bisa langsung diberikan kepada hewan, limbah organik juga dapat dimanfaatkan menjadi pelet sebagai makanan ayam dan ikan. 4. Limbah Organik sebagai Kerajinan Tangan Meskipun pada umumnya yang dapat dijadikan kerajinan tangan ialah limbah anorganik, namun ternyata limbah organik juga dapat diolah menjadi kerajinan tangan. Contohnya seperti eceng gondok yang diolah sedemikian rupa hingga menjadi tas. Contoh lain ialah tempurung kelapa yang diolah menjadi mangkok hias, cangkir, ataupun peralatan makan lain. 5. Memanfaatkan Makhluk Hidup Pengolahan limbah organik selanjutnya yaitu dengan memanfaatkan makhluk hidup nih, guys! So, menurut elo hewan apa saja nih, yang dapat membantu kita dalam mengolah sampah organik? Kalau elo menjawab lalat, yap itu benar sekali! Tapi, lalat yang dimaksud di sini bukan lalat yang sering elo lihat di rumah, ya! Melainkan, jenis lalat black soldier fly BSF. Baca Juga Klasifikasi Tumbuhan Angiospermae â Materi Biologi Kelas 10 Pengolahan Limbah Anorganik Jika tadi sudah membahas cara mengolah limbah organik, maka sekarang kita akan membahas tentang pengolahan limbah anorganik. Contoh limbah anorganik antara lain bekas kaleng, pecahan kaca, plastik, dan lainnya. Terdapat beberapa metode yang dapat digunakan untuk mengolah limbah anorganik antara lain dengan sanitary landfill, insinerasi, prinsip 3R, dan bioremediasi. Yuk, pahami satu-persatu! 1. Sanitary Landfill Sanitary landfill adalah usaha pemusnahan sampah dengan cara mengisolasi sampah di dalam tanah hingga terjadi degradasi fisik, kimiawi, maupun biologi. Salah satu contoh sanitary landfill yakni tempat pembuangan akhir TPA Bantar Gebang di Bekasi. 2. Insinerasi Pengolahan limbah anorganik selanjutnya yakni dengan cara insinerasi. Nah, insinerasi sendiri merupakan proses pembakaran sampah padat menjadi abu, gas, dan energi panas. 3. Prinsip 3R Prinsip 3R Dok. Freepik Well, elo semua pasti sudah sering mendengar istilah 3R, kan? Yap, prinsip 3R reduce, reuse, dan recycle merupakan salah satu cara yang digunakan untuk mengolah sampah anorganik nih, guys! Reduce penanganan limbah dengan prinsip reduce adalah dengan meminimalisir limbah atau penggunaan energi. Reuse penanganan limbah dengan prinsip reuse adalah dengan menggunakan kembali sesuatu sebelum penanganan limbah dengan prinsip recycle adalah dengan mendaur ulang limbah menjadi barang berguna kembali. Masih penasaran dengan materi pengolahan limbah? Kamu juga bisa belajar lewat penjelasan tutor cukup dengan klik gambar di bawah ini, ya! 4. Bioremediasi Terakhir, elo bisa mengolah sampah anorganik dengan cara bioremediasi. Bioremediasi merupakan proses penghilangan zat kontaminan dengan bantuan makhluk hidup seperti bakteri, archaea, fungi, dan tumbuhan. Bioindikator Nah, sudah paham kan, soal cara mengolah limbah. Sekarang, pahami juga cara mengetahui lingkungan mengalami pencemaran atau tidak melalui bioindikator. Bioindikator adalah suatu organisme yang bisa menunjukkan kualitas lingkungan. Contoh bioindikator antara lain Xanthoria sp, cacing tanah, dan eceng gondok. Bioindikator sendiri memiliki kelebihan dan kekurangannya nih, guys! Kelebihan bioindikator yaitu bisa memprediksi efek zat pencemar terhadap makhluk hidup. Sementara itu, kekurangan bioindikator yakni bisa juga berubah karena faktor selain zat pencemar seperti parasit, predasi, atau penyakit. Baca Juga Ciri dan Klasifikasi Hewan Amfibi â Materi Biologi Kelas 10 Restorasi Lingkungan Apa itu Restorasi Lingkungan? Dok. Pixabay Well, sekarang elo semua sudah tahu kan bagaimana cara mengolah limbah dan cara mengetahui suatu lingkungan tercemar atau tidak. Tapi, kalau ditanya cara memulihkan lingkungan yang sudah rusak, kira-kira elo mau jawab apa nih? Jadi, restorasi lingkungan merupakan usaha manusia untuk membantu pemulihan lingkungan dari kerusakan. Meskipun lingkungan sebenarnya bisa memulihkan diri sendiri, tetapi dengan adanya restorasi lingkungan dapat mempercepat pemulihan lingkungan. Misalnya dengan melakukan pengawasan dan pemeliharaan lingkungan sehingga tidak ada gangguan pada proses pemulihan. Sebelum kita lanjut ke contoh soal, gue pingin ngingetin nih. Kalau Sobat Zenius lagi butuh teman setia yang siap nemenin elo belajar, elo bisa berlangganan paket belajar Zenius lho. Klik gambar di bawah ini ya, dijamin belajar elo juga bakal makin seru! Contoh Soal Pengolahan Limbah Selain sebagai cara memusnahkan sampah anorganik, insinerasi juga memiliki manfaat lain yaitu ⊠A. Menyediakan sumber energi alternatif yaitu energi panas B. Mengurangi emisi gas karbon dioksida C. Mengurangi proses penipisan lapisan ozon D. Menghasilkan pupuk yang bisa menyuburkan tanah E. Menghasilkan bioetanol yang dapat digunakan sebagai bahan bakar alternatif Jawaban dan Pembahasan Di dalam proses insinerasi terdapat proses pembakaran dalam suhu yang sangat tinggi. Pembakaran ini menghasilkan energi panas yang bisa jadi energi alternatif. Maka jawaban yang tepat adalah A. menyediakan sumber energi alternatif yaitu energi panas Baca Juga Pencemaran Lingkungan â 8 Jenis Polusi yang Perlu Diketahui Yeay, selesai juga nih, pembahasan kita mengenai pengolahan limbah. Well, kalau elo ingin tahu lebih detail lagi mengenai materi hari ini. Elo bisa kunjungi aplikasi Zenius, ya! Nah, sekarang coba sebutkan jenis limbah apa yang sering elo temui dan apakah elo pernah mencoba mengolahnya? Referensi Yuk, Mengolah Limbah Keras yang Ada di Rumah! â 2021 Manfaat Sampah Organik Bagi Kehidupan â 2018 Prakarya SMP/MTs Kelas VII Semester 2 â Kemdikbud 2017 Originally published January 14, 2022Updated by Erika Fajriatur Kampus Merdeka Intern
Tentuperawatan media tanam, nutrisi dan sinar matahari. Kita bisa merawat media tanam kita dengan cara praktis dari limbah rumah tangga yaitu KOMPOS. Kompos merupakan pupuk organik yang dibuat dari campuran bahan-bahan nabati yang dalam proses pembuatannya dibantu oleh bakteri. Bagi kita yang berkebun di rumah secara konvensional organik
Ilustrasi Kulit Buah dan Sayur adalah Ciri dari limbah Organik Foto Bethany Szentesi atau limbah seringkali dianggap sebagai hal kotor yang bisa dibuang begitu saja. Padahal, limbah dapat dibedakan menjadi limbah organik dan anorganik. Kulit buah dan sayur adalah ciri dari limbah organik. Mengapa limbah dibedakan?Kalian pasti sering melihat tempat sampah dengan tulisan organik dan anorganik kan? Kalian juga harus bisa membedakan mana yang termasuk organik dan anorganik agar tidak salah membuang sampah. Simak penjelasannya berikut LimbahIlustrasi Pengertian Limbah Foto Joshua Hoehne dari limbah adalah bahan yang tidak mempunyai nilai atau tidak berharga untuk maksud biasa atau utama dalam pembuatan atau pemakaian. Arti kata sampah adalah barang atau benda yang dibuang karena tidak terpakai lagi dan sebagainya; kotoran seperti daun, kertasSedangkan dikutip dari Cara Bijak Mengolah Sampah Menjadi Kompos dan Pupuk Cair oleh Suryati 2014, sampah merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu bentuknya, limbah dibagi menjadi limbah organik dan limbah anorganik. Limbah organik adalah jenis limbah yang berupa limbah padat yang mudah terurai secara alami. Contohnya adalah kulit buah, sayur, sisa makanan, dan sisa dari limbah organik, limbah anorganik adalah limbah padat yang tidak dapat terurai oleh proses alam. Contohnya adalah logam, plastik, kaca, dan Limbah OrganikUntuk bisa membedakan mana limbah organik dan mana limbah anorganik, kalian bisa menyimak ciri-ciri limbah organik berikutBiasanya limbah organik memiliki kadar air yang banyak. Air dalam limbah organik ini perlahan menguap hingga akhirnya organik adalah limbah yang berasal dari bahan organik biasanya cepat membusuk. Ini ciri yang paling mudah untuk membedakan limbah organik dengan limbah limbah organik dikubur di dalam tanah, maka mikroba akan menghancurkan atau mengurai limbah dan tanah tidak akan Mengolah Limbah OrganikMeskipun namanya limbah, namun limbah organik masih bisa dimanfaatkan jika diolah dengan benar. Salah satu cara pengolahannya adalah dengan membuat limbah organik menjadi pupuk kompos. Bagaimana caranya?Pertama, siapkan bahan seperti limbah organik sisa sayur atau buah dan sisa makanan, wadah berukuran besar dengan tutup, sarung tangan, tanah, air, arang sekam, kapur pertanian, dan cairan pupuk masukkan tanah dan limbah organik yang sudah dicampur dengan arang sekam bisa tidak dicampur.Kemudian siram permukaan tanah dengan air secukupnya dan tuangkan kapur ketebalan antara sampah dengan tanah seimbang. Tuang air yang sudah dicampur dengan EM4 dan terakhir tutup permukaan dengan tanah dan dengan tutup wadah juga wadahnya sudah tertutup dengan rapat dan diamkan selama kurang lebih 21 hari. Simpan wadah di tempat yang tidak terkena sinar matahari pengertian dan ciri limbah organik. Limbah dibagi menjadi organik dan anorganik. Kita harus bisa membedakan dan juga mengolah limbah tersebut. KRIS
Limbahlunak organik disebut juga dengan limbah basah karena A. Limbah linak Kering ialah limbah yang mempunyai kandungan air yang rendah. Kandungan airnya tinggi 4. Namun seiring dengan perkembangan zaman banyak alat yang diciptakan agar mempermudah dalam memanfaatkan sampah plastik agar lebih efektif dan efisien.
ï»żBerbagai upaya dan kampanye sampah saat ini lebih banyak digencarkan pada pengelolaan sampah plastik yang sulit terurai. Namun, bagaimana dengan sampah organik yang kebanyakan tidak diolah kembali dan berakhir di tempat pembuangan akhir atau TPA? Menurut catatan Kinerja Pengelolaan Sampah Kementerian Lingkungan Hidup, pada tahun 2021 timbunan sampah di 207 kabupaten atau kota se-Indonesia mencapai lebih dari ton. Sekitar 40% dari jumlah tersebut adalah sampah rumah tangga dan 29,5% di antaranya adalah sisa makanan. Sebenarnya, sebelum berakhir di TPA sampah organik masih bisa diolah menjadi berbagai produk alami seperti pupuk kompos, dan bahkan eco enzyme yang belakangan mulai populer. Berbeda dengan kompos dan bokashi yang penggunaannya terbatas sebagai pupuk, eco enzyme diklaim multifungsi. Mulai dari pupuk organik, pestisida alami, hingga pembersih lantai. Apa itu eco enzyme? Jokoryanto, relawan dan salah satu pendiri komunitas Eco Enzyme Nusantara mengungkapkan bahwa cairan ini adalah hasil fermentasi dari sisa kulit buah, sayur, dan sampah organik lainnya yang dicampur dengan gula dan air. Komunitas Eco Enzyme Nusantara rutin berbagi pengetahuan tentang proses pembuatan dan pemanfaatan eco enzyme. "Bukan sampah organik, tapi bahan organik. Karena kalau sampah sudah dibuang di TPA dan kalau pakai istilah sampah itu orang jijik. Ini masih bahan organik, bahan sisa yang tidak terpakai lagi," kata pria yang dipanggil Joko kepada DW Indonesia. Joko mengatakan bahwa eco enzyme ditemukan oleh seorang ahli pertanian organik dan ahli pengobatan alternatif dari Thailand bernama Dr. Rosukon Poompanvong. "Awal mulanya Dr. Rosukon ini terlahir punya masalah kelainan darah, sejenis leukimia, dia tidak tahan dengan bahan kimia apa pun. Tapi dia bekerja di bidang pertanian dan dia merasa tidak sehat karena bahan kimia yang dipakai di pertanian. Akhirnya dia meneliti bahan alami apa yang bisa mengganti penggunaan bahan kimia tersebut," kata pria yang memulai komunitas ini sejak 2019 lalu. Masih cerita Joko, Rosukon awalnya melakukan penelitian untuk mencari alternatif dari bahan kimia untuk dipakai di pertanian organik. Namun ia kemudian malah menemukan cara untuk mengolah berbagai sisa bahan organik seperti kulit buah dan sayur dari limbah rumah tangga. "Dia sengaja tidak mematenkan eco enzyme yang diteliti selama 30 tahun ini agar bisa dibuat semua orang. Harapannya semua orang bisa mengolah sisa bahan organik rumah tangganya sendiri," saja klaim manfaatnya? Dr. Arie Srihadyastutie, dosen program studi kimia di Universitas Brawijaya, Malang, mengungkapkan bahwa larutan eco enzyme terbentuk dari proses proses fermentasi fakultatif anaerob atau fermentasi yang terjadi dengan atau tanpa membutuhkan oksigen. Proses fermentasi mulai terjadi ketika mikroba yang hidup dalam sisa bahan organik mengolah gula sebagai sumber energi dan menghasilkan berbagai enzim alami. Salah satu bakteri yang tumbuh dalam pembuatan eco enzyme adalah bakteri asam laktat yang mengubah oksigen menjadi senyawa hidrogen peroksida H2O2. Senyawa tersebut akan bersifat toksik atau beracun pada bakteri patogen atau bakteri berbahaya yang tumbuh di larutan eco enzyme. Namun dalam dosis rendah, hidrogen peroksida juga berguna untuk desinfektan. Selain hidrogen peroksida, kandungan bahan aktif di dalam larutan tersebut antara lain yakni etanol dan asam organik seperti asam astetat. Sedangkan enzim yang ada di dalamnya antara lain amilase, lipase, dan protease. "Ketiga jenis enzim itu sudah pasti ada di dalam semua jenis eco enzyme. Enzim alami lainnya pasti ada, tapi itu tergantung dari bahan organik yang dipakai." Untuk mendapatkan keragaman bakteri menguntungkan dalam satu cairan eco enzyme, Arie menyarankan agar mencampur lima jenis atau lebih banyak bahan organik dalam satu kali pembuatan cairan. Sebelum digunakan, cairan ini harus diencerkan dengan menambahkan air karena eco enzyme memiliki pH atau derajat keasaman yang rendah. Semakin rendah pH-nya, semakin cairan bersifat asam. Jokoryanto dari Eco Enzyme Nusantara mengungkapkan komunitasnya pernah beberapa kali melakukan aksi hijau untuk menjernihkan air sungai, penyemprotan tempat pembuangan sampah di Suwung, Bali, dan proses desinfektasi. "Kami pernah melakukan penyemprotan selama 1 bulan di TPA Suwung yang bau. Sehari penyemprotan menghabiskan 40 ribu liter eco enzyme. Hasilnya bagus, sudah tidak bau lagi," ucapnya diikuti tawa. Aroma akhir tergantung bahan bakunya Pada dasarnya, eco enzyme bisa dibuat dari beragam sisa bahan organik rumah tangga. Kunci pembuatan cairan ini terletak pada rasio 1310 untuk gula, bahan organik, dan air. Dina Istiqomah, dosen di Fakultas Pertanian UNSOED, Purwokerto, mengatakan takaran tersebut adalah rasio termudah yang bisa diterapkan untuk produksi rumahan. Pembuatan eco enzyme ini bisa dilakukan dengan mencampur 10 liter air dengan 1 kg gula dan 3 kg bahan organik. Gula merah dianggap paling baik dibandingkan jenis lain lantaran tidak mengalami proses pemutihan dan pengkristalan seperti gula pasir. Proses pemutihan dan pengkristalan ini, menurut Dina, bisa berefek pada keragaman mikroba dan enzim akhir yang dihasilkan. Semua bahan ini dicampur menjadi satu wadah plastik yang ditutup rapat. Ia menyarankan untuk menghindari wadah kaca atau logam karena fermentasi akan menimbulkan gas dan asam. Proses fermentasi yang memakan waktu sekitar 3-6 bulan ini akan mengubah bahan organik, gula, dan air menjadi eco enzyme. "Lama fermentasinya tergantung daerahnya, untuk subtropis 6 bulan, tropis 3 bulan sudah bisa panen," ujar Dina kepada DW Indonesia. Setelah tiga bulan, eco enzyme akan matang dan bisa diketahui dari aromanya yang harum sesuai bahan organik asal dan aroma manis gula. Untuk menghasilkan aroma akhir yang harum, Dina menganjurkan memakai campuran 60% kulit buah dan 40% sisa sayur "Kekurangannya, bahan organiknya itu harus segar, tidak bisa yang sudah busuk. Caranya adalah dengan dikumpulkan dulu dalam plastik dan masukkan ke lemari es sampai bahan yang dibutuhkan terkumpul," ujar Dina. Ia juga mengatakan bahwa membuat eco enzyme tidak bisa menggunakan bahan organik yang keras seperti kulit singkong atau sabut kelapa. Selain itu, bahan kering, bahan berminyak, misalnya ampas kelapa juga tidak bisa dipakai lantaran kandungan lemak dan minyak di dalamnya. Bagaimana, Anda tertarik mencoba buat eco enzyme sendiri di rumah? ae
Beberapabahan sayur-sayuran yang ada di dapur bisa dimanfaatkan untuk media perawatan kulit, terutama sebagai masker wajah. Kelompok bahan masker dari sayur mayur ini tentu sangat aman, murah, dan alami. Masker wajah dari bahan sayur mayur berperan efektif dalam membersihkan semua kotoran, polutan, dan radikal bebas dari kulit muka anda.
. qvhx2bv0yv.pages.dev/112qvhx2bv0yv.pages.dev/358qvhx2bv0yv.pages.dev/301qvhx2bv0yv.pages.dev/370qvhx2bv0yv.pages.dev/28qvhx2bv0yv.pages.dev/308qvhx2bv0yv.pages.dev/203qvhx2bv0yv.pages.dev/318qvhx2bv0yv.pages.dev/373
kulit buah dan sayur disebut limbah organik karena