Jikasudah ada penjual, pembeli, dan barang yang mereka transaksikan, maka harus ada kesepakatan harga. Harga ini, harus terbuka dan diketahui oleh kedua pihak. Jika ada pihak yang tak sepakat dengan harga, maka jual beli tak tidak sah. 4. Akad atau serah terima. Akad ini menunjukkan bahwa penjual dan pembeli sudah akur.
RumahCom â Islam mengatur banyak sekali aspek kehidupan umatnya, tanpa terkecuali soal proses jual beli. Dalam Islam, ada rukun jual beli yang dijadikan pedoman untuk bertransaksi khususnya dalam konsep perdagangan barang. Pada dasarnya, jual beli menurut cara pandang Islam merupakan transaksi yang didalamnya terdapat dua unsur yaitu ijab dan qabul. Sehingga, mana yang termasuk rukun jual beli dalam Islam? Ada empat rukun jual beli dalam Islam, yakni adanya penjual, adanya pembeli, adanya barang, dan terakhir adanya shighah atau ijabâkabul. Patokan tentang rukun jual beli tercantum dalam Surat Al-Baqarah Ayat 275 yang berbunyi, âAllah menghalalkan jual-beli dan mengharamkan ribaâ. Selengkapnya mengenai rukun jual beli dalam Islam, akan paparkan lewat rangkuman materi di bawah ini. Pengertian Rukun Jual Beli dalam Islam Rukun Jual Beli dalam Islam Syarat Jual Beli dalam IslamDasar Hukum Jual Beli dalam IslamBarang-Barang yang Tidak Boleh DiperjualbelikanBagaimana Jika Rukun dan Syarat Jual Beli Tidak Terpenuhi? Pengertian Rukun Jual Beli dalam Islam Jual beli tentu merupakan suatu kegiatan yang tak terelakkan dari kegiatan masyarakat sehari-hari, di seluruh belahan dunia. Ibu-ibu membeli sayur misalnya, itu jelas merupakan suatu kegiatan jual beli. Mengutip jurnal dari Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi, berbagai ulama madzhab mendefinisikan jual beli, meskipun terdapat perbedaan namun subtansi dan tujuan masing-masing definisi sama. Ulama Hanafiah menjelaskan bahwa jual beli adalah menukarkan benda dengan dua mata uang yaitu emas dan perak dan semacamnya. Tukar menukar barang dengan uang atau semacamnya menurut cara yang khusus. Ulama Hanafiah mengungkapkan definisi secara khusus bahwa jual beli harus melalui ijab ungkapan membeli dari pembeli dan qabul pernyataan menjual dari penjual, atau boleh melalui saling memberikan barang dan harga dari penjual dan pembeli. Akan tetapi harta yang diperjualbelikan haruslah yang bermanfaat bagi manusia. Apabila jenis-jenis barang yang tidak memiliki manfaat tetap diperjual belikan, maka jual belinya tidak sah. Definisi di atas dapat diketahui bahwa secara garis besar jual beli adalah suatu perjanjian tukar menukar barang atau benda yang memiliki nilai secara ridha di antara kedua belah pihak. Salah satu pihak menerima benda dan pihak lainnya menerima uang sebagai kompensasi barang, serta dipertukarkan dengan alat ganti yang dapat dibenarkan sesuai dengan perjanjian dan ketentuan yang telah dibenarkan syaraâ dan disepakati. Islam mempertegas legalitas dan keabsahan jual beli secara umum, serta menolak dan melarang konsep riba. Ingin beli rumah dengan syariat islam yang halal dan aman? Coba cek hunian di depok status SHM yang bisa Anda miliki. 1. Menurut Islam Dalam kitab Al-Fiqhul Muyassar dijelaskan, âRukun jual beli ada tiga pihak yang berakad penjual dan pembeli, maâqud alaihi barang, dan shighah. Pihak yang berakad di sini mencakup penjual dan pembeli. Sedangkan maâqud alaihi adalah barangnya. Dan shighat adalah ijab dan qabulâ. Tidak disebut rukun jual beli tanpa ada empat komponen di atas. Adapun penjual, pembeli dan barang yang diperjual-belikan. Oleh karena itu, rukun jual beli tidak akan terjadi tanpa tiga hal tersebut. Sedangkan shighah jual beli adalah ucapan atau perbuatan yang menunjukkan adanya maksud dari kedua belah pihak untuk melakukan jual beli. Shighah bisa berupa ucapan atau cukup dengan perbuatan. 2. Menurut Para Ahli Agama Menurut beberapa pandangan ulama, rukun jual beli ditafsirkan dalam banyak definisi. Selain yang diutarakan Ulama Hanafiah pada penjelasan di ata, Ibn Qudamah yang merupakan ulama Malikiyah mengartikan jual beli adalah saling menukar harta dengan harta dalam bentuk pemindahan milik dan kepemilikan. Adapun menurut ulamaâ Malikiyah, Syafiâiyah, dan Hanabilah, bahwa jual beli al-baiâ tukar-menukar harta dengan harta pula dalam bentuk pemindahan milik dan kepemilikan. Rukun Jual Beli dalam Islam Rukun dan syarat sahnya jual beli menurut mazhab Hanafi hanya sebatas ijab dan qabul saja. Maka dari itu, yang menjadi rukun dalam jual beli itu hanyalah kerelaan antara kedua belah pihak untuk berjual beli. Namun jika mempertimbangkan penjelasan dari ulama secara lebih luas, maka rukun jual beli apa saja? Rukun jual beli ada empat, diantaranya 1. Orang yang Berakad Penjual dan Pembeli Maksud dari sini tentu sudah jelas, bahwa rukun jual beli tidak akan terjadi tanpa adanya penjual dan pembeli. Penjual adalah pihak yang menawarkan barang dagangannya, sementara pembeli adalah pihak yang membutuhkan barang tersebut untuk dimanfaatkan sebagaimana mestinya. 2. Sighat Adapun sighat yaitu ijab dan qabul seperti perkataan penjual, âsaya jual kepadamu atau saya serahkan kepadamu.â Dan perkataan pembeli, âsaya terima atau saya beli.â Tidak sah serah terima sebagaimana yang bisa berlangsung dikalangan masyarakat, karena tidak ada sighat ijab kabul. Ibnu Syurairah berkata, âserah terima adalah sah mengenai barang-barang dagangan yang remeh tak berharga dan biasa dilakukan orang-orang. Ini adalah pendapat Ar-Ruyani dan lainnya. Sighat tentu juga menjadi syarat sahnya proses pembelian properti dalam hukum KPR syariah. Dalam dokumen Standar Produk Perbankan Syariah Murabahah terbitan Otoritas Jasa Keuangan, disebutkan bahwa proses KPR syariah melibatkan Sighat al-Aqad berupa ijab dan kabul. Syarat dalam ijab dan kabul ini meliputi Jalaâul maâna yaitu tujuan yang terkandung dalam pernyataan itu jelas, sehingga dapat dipahami jenis akad yang yaitu adanya kesesuaian antara ijab dan iradataini yaitu antara ijab dan kabul menunjukkan kehendak para pihak secara pasti, tidak ragu, dan tidak terpaksa. 3. Ada Barang yang Dibeli Rukun jual beli dalam Islam berikutnya adalah harus ada maâqud alaih alias barang yang dibeli. Tidak sekedar harus adanya barang, namun juga dalam Islam diatur kriteria bahwa barang yang diperjualbelikan harus mempunyai manfaat. Tujuannya agar pihak yang membelinya tidak merasa dirugikan. Pengertian manfaat ini, tentu saja bersifat relatif, karena pada dasarnya setiap barang mempunyai manfaat. Oleh karenanya, untuk mengukur kriteria kemanfaatan ini hendaknya memakai kriteria agama. 4. Ada Nilai Tukar Pengganti Barang Merujuk definisi yang dikemukakan oleh ulama Hanafiyah, rukun jual beli adalah saling tukar harta dengan harta melalui cara tertentu. Atau tukar-menukar sesuatu yang diinginkan dengan yang sepadan melalui cara tertentu yang bermanfaat. Sehingga nilai tukar pengganti barangnya pun harus sesuai dan bisa diterima kedua pihak yakni penjual dan pembeli. Syarat Jual Beli dalam Islam Setelah rukun jual beli terpenuhi, maka selanjutnya adalah kedua belah pihak yakni penjual dan pembeli melaksanakan syarat jual beli dalam Islam. Merangkum berbagai sumber, syarat sahnya jual beli terdiri dari syarat subjek, syarat objek dan lafadz. Berikut penjelasannya Syarat yang menyangut subjek jual beli Bahwa penjual dan pembeli selaku subjek hukum dari perjanjian jual beli harus memenuhi persyaratan yakni berakal sehat, dengan kehendaknya sendiri bukan dipaksa, keduanya tidak mubazir, dan terakhir adalah sudah baligh atau dewasa. Setelah syarat ini terpenuhi, maka perjanjian jual beli dapat dibuat dan harus selalu didasarkan pada kesepakat antara penjual dan pembeli. Sesuai dengan firman Allah SWT dalam QS. An-Nisaâ Ayat 29 yaitu, âHai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang bathil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama suka di antara kamuâ. Tips dasarnya, jual beli menurut cara pandang Islam merupakan transaksi yang didalamnya terdapat dua unsur yaitu ijab dan qabul. Sehingga, mana yang termasuk rukun jual beli dalam Islam? Ada empat rukun jual beli dalam Islam, yakni adanya penjual, adanya pembeli, adanya barang, dan terakhir adanya shighah atau ijab-qabul. Syarat sahnya jual beli yang menyangkut lafaz Sebagai sebuah perjanjian harus di lafazkan, artinya secara lisan atau secara tertulis disampaikan kepada pihak lain. Dengan kata lain lafad adalah ungkapan yang dilontarkan oleh orang yang melakukan akad untuk menunjukkan keinginannya yang mengesankan bahwa akad itu sudah berlangsung. Ungkapan itu harus mengandung serah terima ijab kabul. Syarat terkait barang yang diperjual-belikan Salah satu rukun jual beli adalah adanya barang. Barang ini sendiri harus memenuhi syarat sah, diantaranya bersih barangnya. Bahwa di dalam ajaran Islam dilarang melakukan jual beli barang mengandung unsur najis ataupun barang-barang yang nyata-nyata diharamkan oleh ajaran agama. Tak hanya itu, barang yang diperjualbelikan juga harus mengandung syarat dapat dimanfaatkan. Pemanfaatan barang jangan sampai bertentangan dengan agama, peraturan perundang-undangan, kesusilaan, maupun ketertiban umum yang ada dalam kehidupan masyarakat. Selain itu, barang yang menjadi objek rukun jual beli pun harus benar milik penjual secara sah. Dasar Hukum Jual Beli dalam Islam Pada hakikatnya, Islam tidak melarang segala bentuk jual beli apapun selama tidak merugikan salah satu pihak dan selama tidak melanggar aturan-aturan yang telah ditetapkan dan diserukan agar tetap memelihara persaudaraan. Karenanya, jual beli sebagai sarana tolong-menolong antara sesama umat manusia juga mempunyai landasan yang sangat kuat. Selain mengatur jual beli, Islam juga mengatur dengan rinci mengenai akad sewa menyewa atau Ijarah. Dasar hukum jual beli dalam Islam sendiri tentunya murni merujuk pada firman Allah SWT yang tercantum dalam Alquran. Adapun dasar hukum memperbolehkan jual beli, di dalam Alquran dijelaskan dalam tiga ayat, yakni Surat Al-Baqarah Ayat 275, Surat Al-Baqarah Ayat 198, dan Surat An-Nisa Ayat 29. Selain berpedoman pada Alquran, dasar hukum jual beli dalam Islam juga merujuk pada Al-Sunnah. Artinya, Al-Sunnah adalah segala sesuatu yang bersumber dari Nabi Muhammad SAW dalam bentuk ucapan, perbuatan, dan penetapan yang baik menurut hukum syarâi. Dasar hukum jual beli sesuai hadits Rasulullah SAW disampaikan Abdullah bin Umar RA yang berkata, âSeorang laki-laki bercerita kepada Rasulullah SAW bahwa dia ditipu orang dalam hal jual beli. Maka beliau bersabda, âApabila engkau berjual beli, maka katakanlah,âtidak boleh ada tipuanâ.â Barang-Barang yang Tidak Boleh Diperjualbelikan Ini dari pengertian rukun jual beli adalah suatu perjanjian tukar-menukar benda atau barang yang mempunyai nilai secara sukarela antara kedua belah pihak. Satu pihak menerima benda-benda dan pihak lain menerimanya sesuai dengan perjanjian atau ketentuan yang dibenarkan syaraâ dan disepakati. Sesuai dengan ketetapan hukum syaraâ, maka barang yang diperjualbelikan harus memenuhi persyaratan-persyaratan, rukun-rukun dan hal-hal lain yang berkaitan dengan jual beli sehingga bila syarat-syarat dan rukunnya tidak terpenuhi berarti tidak sesuai dengan kehendak syaraâ. Adapun barang-barang yang tidak boleh diperjualbelikan diantaranya Barang yang mengandung unsur najis ataupun barang-barang yang nyata-nyata diharamkan oleh ajaran agama. Minuman keras, daging babi, bangkai dan sebagainya. Di antara bangkai ada pengecualiannya, yakni ikan dan yang tidak ada di tangan. Sehingga tidak sah menjual burung yang terbang di udara, menjual unta atau sejenisnya yang kabur dari kandang dan semisalnya. Transaksi yang mengandung objek jual Iqtishodiyah, maka proses jual beli seperti ini diharamkan. Hal tersebut karena mengandung gharar spekulasi dan menjual barang yang tidak dapat diserahkan Bagaimana Jika Rukun dan Syarat Jual Beli Tidak Terpenuhi? Setelah memahami berbagai penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa rukun jual beli dalam Islam begitu kompleks mengatur syarat-syarat yang harus dipenuhi. Bahkan berkaitan dengan barang yang diperjualbelikan pun ada aturan dan ketentuannya. Lalu, bagaimana jika rukun dan syarat jual beli tidak terpenuhi salah satunya? Maka proses jual beli yang dilakukan tidak sah dan tidak boleh dilakukan. Dalam hal sudah terjadi jual beli dan baru menyadari bahwa rukun dan syarat tidak terpenuhi secara utuh, maka jual beli yang sudah dilakukan hukumnya menjadi batal. Mempertimbangkan hal ini, maka perlu dicatat bahwa saat melakukan proses jual beli terutama beli rumah secara tunai, perhatikan rukun jual beli dan syarat jual beli yang sesuai dengan syariat Islam. KPR Anda ditolak oleh Bank? Tidak perlu bingung! Cek video yang informatif berikut ini untuk mengetahui penyebab utamanya! Hanya yang percaya Anda semua bisa punya rumahInilah Contoh Soal Fiqih Kelas 9 IX MTS Ujian Akhir Semester Ganjil Terbaru A. Berilah Tanda Silang Pada Salah Satu Jawaban yang Benar ! 1. Menyembelih artimya a. memotong kuping hewan b. Memotong urat nadi hewan c. Memotong paha hewan d. Memotong badan hewan 2. Binatang yang disembelih harus binatang yang.... a. Halal b. Melata c. Gemuk d. Kurus 3. Sembelihan ahli kitab hukumnya.... a. Sunnah b. Makruh c. Haram d. Halal 4. Benda yang dipergunanakan menyembelih harus benda.... a. Tumpul b. Setengah tajam c. Tajam d. Berujung tajam 5. Menyembelih sampai putus lehernya hukumnya.... a. Sunnah b. Makruh c. Boleh d. Wajib 6. Menghadapkan kepala hewan ke arah kiblat hukumnya.... a. Wajib b. Makruh c. Sunnah d. Haram 7. Sunnahnya binatang yang akan disembelih dibaringkan ke.... a. Sebelah tulang rusuk kirinya b. Sebelah tulang rusuk kanannya c. Sebelah dadanya d. Sebelah punggungnya 8. Binatang yang lehernya panjang sebaiknya disembelih.... a. di ujung leher b. di pangkal leher c. di leher dekat badannya d. di atas kepalanya 9. Benda yang tidak boleh dipakai menyembelih antara lain.... a. Gigi dan kuku b. Gigi dan batu c. Kuku dan besi d. Gigi dan besi 10. Anak hewan yang berada dalam kandungan induknya yang disembelih sebaiknya.... a. Disembelih ulang b. Tidak perlu disembelih c. Dibuang saja d. Dikuburkan hidup hidup 11. Menurut bahasa kurban artinya.... a. Menyisihkan b. Memisahkan c. Dekat atau mendekati d. Merelakan, membenarkan 12. Qurban hukumnya.... a. Wajib b. Sunnah c. Fardu Kifayah d. Wajib bagi yang mampu 13. Salah satu firman Allah yang memerintahkan kita berkurban tercantum dalam.... a. QS. Alkautsar 1-3 b. QS. Almudatsir 1-3 c. QS. Ibrohim 12 d. QS. Albaqoroh 14 14. Waktu Penyembelihan kurban yaitu.... a. Tanggal 10 Dzulhijjah b. Tanggal 10 â 12 Dzulhijjah c. Tanggal 10 â 13 Dzulhijjah d. Tanggal 10 â 15 Dzulhijjah 15. Jenis hewan yang boleh untuk berkurban yaitu.... a. Kambing, sapi, unta, ayam b. Kambing, domba, sapi, unta, kerbau c. Ayam dan kambing d. Semua jawaban benar 16. Yang tidak termasuk syarat-syarat hewan kurban, adalah.... a. Tidak buta b. Buntung ekornya c. tidak hilang telinganya d. Tidak sakit 17. Sapi atau kerbau boleh dijadikan kurban untuk.... a. 10 Orang b. 7 Orang c. 1 Orang d. 2 Orang 18. Satu ekor domba boleh dijadikan kurban untuk.... a. 2 Orang b. 1 Orang c. 3 Orang d. 5 Orang 19. Menurut bahasa akikah adalah.... a. Membelah/ memotong b. Menyisihkan c. Memberikan d. Mencukur 20. Pelaksanaan akikah berkenaan dengan.... a. Penyambutan datangnya bulan Rhamadhan b. Datangnya hari Raya Idul Adha c. Kelahiran anak d. Peringatan hari kelahiran Nabi Muhammada SAW 21. Hewan yang boleh untuk akikah yaitu.... a. Sapi atau kerbau b. Kambing atau domba c. Ayam jantan d. Kambing dan sapi 22. Menyembelih hewan akikah untuk anak laki laki berupa.... a. 2 ekor sapi b. 1 ekor sapi c. 1 ekor kambing/domba d. 2 ekor kambing/domba 23. Menyembelih hewan akikah untuk anak perempuan berupa.... a. 2 ekor sapi b. 1 ekor sapi c. 1 ekor kambing/domba d. 2 ekor kambing/domba 24. Menyembelih hewan akikahhukumnya.... a. Wajib bagi yang mampu b. Sunnah c. Jaiz d. Sunnah bagi yang mampu 25. Akikah dilaksanakan sebaiknya hari ke.... a. 18 dari kelahiran b. 7 dari kelahiran c. 17 dari kelahiran d. 8 dari kelahiran 26. Jual beli berasal dari kata arab.... a. Al baiu b. Al diin c. Al juâu d. Al jualu 27. Yang termasuk syarat jual beli.... a. Harganya murah b. Kontan c. Kedua belah pihak saling ridho d. Sesama muslim 28. Hukum jual beli.... a. Wajib b. Sunnah c. Mubah d. Haram 29. Jual-beli yang hukumnya menjadi haram apabila ada unsur.... a. Menolong b. Memberi c. Kerjasama d. Kemaksiatan 30. Ayat Al-Qurâan tentang jual beli terdapat di.... a. QS Al-baqarah275 b. QS Al-baqarah276 c. QS Al-baqarah277 d. QS Al-baqarah278 31. Yang bukan rukun jual beli.... a. Penjual b. Pembeli c. Nilai tukar d. Petugas pasar 32. Serah terima antara penjual dan pembeli dinamakan.... a. Ijab qabul b. Ijab makbul c. Akad ijab d. Akad qabul 33. Tujuan adanya khiyar dalam jual beli.... a. Supaya bisa membatalkan jual beli b. Menghindari penyesalan kedua belah pihak c. Untuk mencari keuntungan d. Terhindar dari kewajiban 34. Jual beli yang memenuhi syarat dan rukunnya disebut jual beli.... a. Garar b. Fasid c. Batil d. Sahih 35. Jual beli yang syarat dan rukunnya tidak terpenuhi disebut.... a. Garar b. Fasid c. Batil d. Sahih 36. Jual beli yang syarat dan rukunnya terpenuhi tetapi ada hal-hal yang menyebabkan jual beli itu terlarang disebut.... a. Garar b. Fasid c. Batil d. Sahih 37. Jual beli dengan sistem ijon hukumnya.... a. Wajib b. Haram c. Sunnah d. Mubah 38. Di bawah ini yang tidak termasuk jual beli yang dilarang adalah.... a. Jual beli minuman keras dan alat perjudian b. Menjual anak binatang dalam perut induknya c. Menjual ikan dalam kolam d. Jual secara angsuran 39. Jual beli barang hasil timbunan termasuk jual beli yang.... a. Sah tetapi terlarang b. Tidak sah dan terlarang c. Sah dan tidak terlarang d. Tidak terlarang 40. Menurut bahasa khiyarâ berarti.... a. Memihak b. Memilih c. Menjual d. Membeli 41. Khiyar hukumnya.... a. Wajib b. Sunnah c. Mubah d. Haram 42. Di bawah ini tidak termasuk jenis khiyar.... a. Khiyar majlis b. Khiyar syarat c. Khiyar aibi d. Khiyar rukun 43. Kerjasama dalam bentuk pinjaman modal tanpa bunga dengan perjanjian bagi hasil sesuai dengan perjanjian bersama disebut.... a. Jual beli b. Khiyar c. Qiradh d. Sewa menyewa 44. Pinjaman modal yang diberikan kepada para pedagang kecil dengan system pengembalian skali dalam seminggu dan tanpa tanggungan atas jaminan dinamakan.... a. Kredit Candak Kulak KCK b. Kredit Kepemilikan Rumah KPR c. Kredit Modal Kerja Permanen KMKP d. Kredit Pedagang Kecil KPK 45. Menukar bensin 2 liter dengan bensin 2,5 liter termasuk.... a. Riba fudhul b. Riba qordhi c. Riba yad d. Riba nasiyah 46. Menurut bahasa riba berarti.... a. Tambahan b. Pungutan c. Paksaan d. Pengurangan 47. Hukum riba adalah.... a. Haram b. Makruh c. Mubah d. Wajib 48. Hukum dilarangnya riba terdapat dalam Qurâan surat.... a. Al-Baqarah275 b. Al-Baqarah276 c. Al-Baqarah277 d. Al-Baqarah278 49. Yang bukan termasuk pengertian khiyar adalah.... a. Boleh memiliki satu diantara dua b. Tawar menawar barang c. Menarik kembali d. Tidak jadi beli d. Riba fudhul 50. Riba fudhul adalah riba yang terjadi dalam kasus.... a. pinjam- meminjam b. upah c. jual beli d. sewa menyewa B. Jawablah Pertanyaan-Pertanyaan Di Bawah Ini ! 1. Sebutkan 3 syarat sah orang yang menyembelih! 2. Jelaskan perbedan antara kurban dan akikah ! 3. Jelaskan perbedaan riba fudhul dan riba nasyiah ! 4. Sebutkan maanfaat diharamkannya riba bagi pemberi pinjaman.! 5. Apa yang dimaksud dengan khiyar majlis ? Kunci Jawaban PG 1. B 6. C 11. C 16. B 21. D 2. A 7. A 12. B 17. B 22. C 3. A 8. B 13. A 18. B 23. C 4. C 9. A 14. C 19. A 24. D 5. B 10. B 15. B 20. C 25. B 26. A 31. D 36. B 41. C 46. A 27. C 32. A 37. B 42. D 47. A 28. C 33. B 38. D 43. C 48. A 29. D 34. D 39. A 44. C 49. D 30. A 35. C 40. B 45. A 50. A Kunci Jawaban Essay 1.â Islam - Menyebut nama Allah - Berakal - Sudah mumayyiz 2. - Qurban diselenggarakan sehubungan dengan datangnya Idul Adha sedangkan akikah sehubungan dengan kelahiran anak - Qurban jenis hewannnya kambing/domba, kerbau, unta, sapi sedangkan akikah hanya kambing 3. Riba nasyiah terjadi karena ada penambahan dalam hutang Riba fudhul terjadi karena adanya tambahan dalam jual beli barang yang sejenis 4. Selamat dari sikap serakah Terhindar dari sikap malas Tehindar dari perbuatan dzolim Selamat dari ancaman Allah SWT. 5. Hak khiyar, ketika kedua belah pihak masih ada di tempat transaksi Demikianlah sahabat bacaan madani contoh soal fiqih kelas 9 Tsanawiyah ujian akhir semester 1 /ganjil. Kunjungilah selalu semoga bermanfaat. Aamiin.
persyaratanpersyaratan, rukun-rukun, dan hal-hal lain yang ada kaitannya dengan jual beli sehingga bila syarat-syarat dan rukunnya tidak terpenuhi berarti tidak sesuai dengan kehendak syaraâ.4 2. Dasar Hukum Jual Beli Jual beli sebagai sarana tolong menolong antara sesama umat manusia Ilustrasi kegiatan jual beli. Foto PixabayAktivitas jual beli atau perdagangan dalam Islam sering disebut dengan al-bayâu, al-tijrah, atau al-mubadalah. Dalam pelaksanannya, transaksi jual beli harus memenuhi empat syarat, yaitu syarat terjadinya transaksi, syarat sah jual beli, syarat berlaku jual beli, dan syarat keharusan komitmen.Sebagaimana dikutip dari buku Fiqih Islam Wa Adillatuhu Jilid 5 oleh Prof. Dr. Wahbah Az-Zuhaili, tujuan dari syarat-syarat ini adalah menghindari terjadinya sengketa di antara manusia, melindungi kepentingan kedua belah pihak, dan menghilangkan kerugian karena faktor prinsipnya, dasar hukum jual beli dalam Islam adalah diperbolehkan. Imam Syafiâi mengatakan bahwa semua jenis jual beli hukumnya boleh jika dilakukan oleh dua pihak yang masing-masing mempunyai kelayakan untuk melakukan transaksi, kecuali yang dilarang atau yang dilarang atau diharamkan, maka jual beli boleh dilakukan selama sesuai yang ditetapkan Allah dalam surat Al-Baqarah ayat 275, ayat 282, dan An-Nisa ayat 29.âAllah telah menghalalkan jual beli.â QS. Al-Baqarah 275âDan ambilah saksi apabila kamu berjual beli.â QS. Al-Baqarah 282âKecuali dalam perdagangan yang berlaku atas dasar suka sama suka di antara kamu.â QS. An-Nisaa 29Selain itu, Al-Imam Asy-Syafiâi mengingatkan jual beli bisa berubah menjadi haram jika terjadi hal-hal tertentu. Agar lebih jelas, simak informasi tentang jual beli yang dilarang dalam Islam berikut kegiatan jual beli. Foto PixabayJual Beli yang Dilarang dalam IslamMasih mengutip dari Fiqih Islam Wa Adillatuhu Jilid 5, menurut jumhur ulama, ada empat macam penyebab kerusakan dalam jual beli, yaitu1. Jual beli yang dilarang karena pelaku akadPara ulama sepakat bahwa jual beli dianggap sah apabila dilakukan oleh orang yang sudah baligh, berakal, dapat memilih, dan multak tasharruf dapat melakukan tindakan dengan bebas. Orang-orang yang tidak sah melakukan jual beli adalahOrang gila. Berdasarkan kesepakatan ulama, orang gila tidak memiliki sifat ahliyah kemampuan. Mereka disamakan dengan orang yang pingsan, mabuk, dan pengaruh obat kecil. Tidak sah aktivitas jual beli bagi orang yang belum mumayyiz, kecuali dalam hal yang tunanetra. Menurut ulama Syafiâiyah, jual beli dengan orang yang tunanetra menjadi batil dan tidak sah karena ia tidak mampu mengetahui mana yang baik dan tidak Jual beli yang dilarang karena shighatSighat adalah ijab qabul kalimat âsaya jual kepadamuâ atau âsaya serahkan kepadamuâ yang dilakukan oleh penjual dan pembeli. Jika tidak ada shighat, maka hukum jual beli menjadi tidak sah. ContohJual beli muâathat, yang sudah saling sepakat antara harga yang ditetapkan, namun tidak adanya ijab dan qabul dari beli dengan seseorang yang tidak hadir di tempat Jual beli yang dilarang karena ma'qud alaih Objek TransaksiMaâqud alaih adalah harta yang dijadikan alat pertukaran oleh orang yang akad, biasa disebut mabiâ barang jualan dan harga. Ulama fiqih sepakat bahwa jual beli dianggap sah apabila maâqud alaih adalah barang yang tetap atau bermanfaat, berbentuk, dapat diserahkan, dapat dilihat, dan tidak ada larangan dari syaraâ.Jual beli barang yang tidak ada atau berisiko hilang dan keberadaannya tidak pasti gharar, seperti jual beli madhaamiim sperma pejantan , atau malaaqih sel telur betina, dan hablul habalah jual beli anak yang masih dalam kandungan.Jual beli barang yang tidak dapat diserahkan, seperti burung yang terbang di udara dan ikan yang ada di dalam air. Jual beli seperti ini tidak sah menurut kesepakatan ulama karena ada larangan dalam kegiatan jual beli. Foto Pixabay4. Jual beli yang dilarang karena sifat, syarat, atau larangan syaraMenurut para ulama, jual beli dianggap sah apabila memenuhi syarat dan rukun, tidak membahayakan masyarakat, serta tidak bertentangan dengan akad. ContohnyaJual beli arbun, yakni transaksi dengan menggunakan uang muka atau dikenal dengan dp. Jika jual beli jadi dilaksanakan, maka tinggal membayar uang sisanya nanti. Namun jika transaksi gagal dilakukan, uang muka menjadi milik si beli inah, yakni seorang pembeli membeli barang secara kredit dari penjual dan barang tersebut nantinya akan dijual lagi kepada penjual aslinya dengan harga yang lebih rendah dibandingkan harga beli riba, yakni tambahan uang dari hasil proses transaksi yang beli khamar dan beli orang dengan seseorang yang tinggal di perkampungan atau pedalaman sehingga tidak mengetahui harga yang anggur kepada pembuat ibu tanpa anaknya yang masih kecil atau beli ketika azan sholat beli barang yang sudah ditawar atau dibeli orang lain. 10 Jual beli yang syarat dan rukunnya tidak terpenuhi disebut .. a. Garar b. Fasid c. Batil d. Sahih 11. Jual beli yang syarat dan rukunnya terpenuhi tetapi ada hal-hal yang menyebabkan jual beli itu terlarang disebut .. a. Garar b. Fasid c. Batil d. Sahih 12. Jual beli salam disebut juga .. a. Jual beli kontan b. Jual beli kredit c. Jual beli